PURNAMA NEWS.COM |SAMPANG — Hidup Samsuri, warga Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Dalpenang, Kecamatan Sampang, mendadak diliputi duka. Sebuah dokumen penting yang selama ini ia jaga, BPKB motor Vario hitam tahun 2020, hilang secara misterius di rumahnya sendiri.
Peristiwa memilukan itu terjadi pada 22 Agustus 2025 sekitar pukul 10.47 WIB. Saat menyadari BPKB yang begitu berharga lenyap, tubuh Samsuri seakan lemas, matanya kosong, dan hati kecilnya bergetar hebat. Ia merasa seperti kehilangan sesuatu yang lebih dari sekadar kertas, melainkan simbol jerih payahnya bertahun-tahun.
Motor dengan nomor polisi M 5214 NF itu telah menemani perjalanan hidupnya. Dari menembus hujan deras, teriknya matahari, hingga menjadi saksi bisu perjuangan mencari nafkah, semuanya terikat erat dengan BPKB yang kini tak lagi berada di genggaman.
Samsuri tak kuasa menahan kesedihan. Malam demi malam ia lalui dengan gelisah, memikirkan bagaimana nasibnya tanpa surat kepemilikan yang sah. Tidurnya tak pernah nyenyak, bahkan sering terbangun hanya untuk memastikan laci dan sudut rumah, berharap keajaiban datang membawa kembali dokumen itu.
Dengan hati remuk, Samsuri akhirnya memberanikan diri melapor ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Sampang. Laporan kehilangan tercatat dengan nomor SKTLK/3218/IX/2025/SPKT/Polres Sampang/Polda Jawa Timur pada 16 September 2025. Langkah itu ia ambil sebagai satu-satunya harapan agar suara kecilnya terdengar dan BPKB itu bisa kembali.
“Bagi orang lain mungkin hanya secarik kertas, tapi bagi saya, itu bagian dari hidup saya,” ungkapnya lirih, sambil menahan air mata yang hampir jatuh. Kata-kata itu mencerminkan betapa dalam luka yang ia rasakan.
Samsuri hanya bisa berpasrah, menyerahkan segalanya pada takdir dan keikhlasan hati orang-orang yang mungkin menemukan dokumen tersebut. Ia percaya, masih ada kebaikan di dunia ini yang bisa menolongnya di tengah kepiluan.
Kini, ia mengetuk hati siapa saja yang mungkin mengetahui keberadaan BPKB itu. Dengan penuh harap, ia memohon agar dokumen tersebut dikembalikan. Baginya, kembalinya BPKB berarti kembalinya sebagian ketenangan hidup yang selama ini terenggut.
Di balik kehilangan itu, tersimpan doa dan harapan agar Tuhan membukakan jalan. Samsuri hanya ingin bisa kembali hidup normal, mengendarai motornya tanpa dihantui rasa waswas, dan menjaga lagi dokumen yang selama ini menjadi saksi bisu perjalanan hidupnya. (**Adhon )