PURNAMA NEWS.COM | SAMPANG– Publik kembali dikejutkan oleh sikap yang dinilai janggal dari Kapolres Sampang, AKBP Hartono, S.Pd., M.M. Pasalnya, sebelum dilakukan pemeriksaan resmi, salah satu pelaku penganiayaan terhadap petugas SPBU Camplong justru diajak makan bersama oleh orang nomor satu di Polres Sampang tersebut.
Dalam sesi wawancara dengan sejumlah awak media, Kapolres secara terbuka mengakui bahwa dirinya memang sempat berbincang santai dan mengajak pelaku berinisial M makan terlebih dahulu saat tiba di Mapolres.
“Tadi masih saya ajak makan inisial M saat sudah sampai di Mapolres ini,” ujar Kapolres Sampang tanpa ragu.
Pernyataan ini sontak menimbulkan tanda tanya besar di tengah masyarakat. Pasalnya, tindakan tersebut dinilai tidak mencerminkan prinsip penegakan hukum yang tegas dan berkeadilan. Publik menilai ada perlakuan istimewa yang tidak semestinya diberikan kepada seseorang yang berstatus pelaku kekerasan.
“Kalau rakyat kecil yang jadi pelaku, jangankan diajak makan, mungkin belum sempat duduk sudah diborgol,” ujar salah satu warga Camplong dengan nada kesal.
Masyarakat pun mempertanyakan cerminan sikap penegak hukum di Kabupaten Sampang yang seolah memperlihatkan perbedaan perlakuan antara rakyat biasa dan pihak tertentu yang dianggap memiliki kedekatan dengan aparat.
Sikap santai dan akrab Kapolres terhadap pelaku justru memperlemah kepercayaan publik terhadap proses hukum yang sedang berjalan. Alih-alih menunjukkan ketegasan, tindakan itu dinilai memberi pesan keliru bahwa pelaku kejahatan bisa mendapat perlakuan lembut jika memiliki akses tertentu.
Kondisi ini memicu gelombang kritik di berbagai kalangan, termasuk aktivis hukum dan masyarakat sipil yang menilai bahwa tindakan tersebut mencederai rasa keadilan dan mencoreng wibawa institusi kepolisian.
Masyarakat kini menanti langkah tegas Kapolda Jawa Timur untuk menindaklanjuti sikap bawahannya yang dinilai tidak profesional dan berpotensi menimbulkan krisis kepercayaan terhadap aparat penegak hukum di Sampang. (**Adhon )






