Investasi Aset Digital Jadi “Safe Haven” Di Tengah Gejolak Depresiasi Rupiah

- Jurnalis

Selasa, 14 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, 14 Oktober 2025 – Dalam beberapa pekan terakhir, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat kian melemah, bahkan turun hingga 0,18% pada hari ini. Fenomena ini, kemudian disusul kenaikan volume trading perdagangan aset kripto berbasis $USDT hingga 281.148% pada platform Bittime. Tandakan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi global dan arus modal yang beralih ke investasi aset digital.

Sebelumnya, ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali mengguncang pasar keuangan global dan menekan stabilitas nilai tukar berbagai mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia.

Menariknya, di tengah ketidakpastian tersebut, semakin banyak investor Indonesia beralih ke aset-aset digital sebagai salah satu cara mempertahankan dan mengembangkan nilai aset mereka. Bittime, salah satu platform crypto exchange terdepan dan diawasi di Indonesia, mencatatkan kenaikan signifikan terhadap total trading volume aset-aset kripto seperti $USDT yang naik 281.148%, disusul $XPL dan $ASTER pada platform nya. 

Lonjakan ini menandakan bahwa masyarakat Indonesia kini melihat aset kripto, seperti $USDT, $ASTER, dan $XPL bukan sekedar diversifikasi jangka pendek, tetapi juga sarana investasi cerdas untuk melawan pelemahan mata uang fiat. Menekankan kondisi di mana masyarakat semakin sadar akan pentingnya strategi perlindungan nilai (hedging) dan diversifikasi investasi di luar instrumen konvensional.

Baca Juga :  PLN dan KAI Tandatangani Nota Kesepahaman Elektrifikasi Jalur Kereta Api: Dorong Transportasi Rendah Emisi di Indonesia

Menurut Ryan Lymn, CEO Bittime Indonesia, fenomena ini mencerminkan perubahan perilaku keuangan masyarakat yang semakin matang. Di mana, saat Rupiah tertekan, investor mulai mencari tempat aman, tidak hanya untuk “mengamankan” tapi juga mengembangkan nilai aset mereka. Kehadiran $USDT sebagai aset diversifikasi yang terdesentralisasi menawarkan kemudahan akses bagi investor karena dapat diakses kapanpun dan di manapun.

“Investasi yang aman tidak hanya soal memilih aset, tetapi juga soal memilih platform yang terpercaya. Bittime sebagai platform berizin dan diawasi hadir sebagai mitra investasi digital yang memberikan keamanan, likuiditas, dan potensi pertumbuhan aset yang berkelanjutan,” tambahnya.

Bittime memandang bahwa pelemahan nilai tukar dan ketegangan geopolitik justru dapat menjadi momentum penting untuk membangun kesadaran investasi di Indonesia. Di tengah perubahan ekonomi global, memiliki aset digital yang kuat, aman, dan produktif menjadi bagian penting dari strategi keuangan modern.

Selaras dengan ini, Bittime menegaskan posisinya sebagai all-in-one crypto hub di Indonesia yang menyediakan diversifikasi aset yang lengkap bagi pengguna. Dengan menghadirkan dua mode pengelolaan keuangan yang dirancang untuk menjaga dan menumbuhkan nilai aset pengguna, yakni Auto-Earn untuk menghasilkan pendapatan pasif otomatis dari saldo kripto yang tersimpan, serta Financial Pledge untuk mendapatkan imbal hasil aktif melalui strategi pengelolaan terukur.

Baca Juga :  Wajah baru BRI Branch Office Cut Mutiah sebagai wujud semangat baru untuk meningkatkan kenyamanan bagi nasabah

Dua fitur tersebut memungkinkan pengguna untuk dapat menyesuaikan strategi investasi sesuai profil risiko dan tujuan mereka, baik itu menjaga kestabilan nilai di tengah fluktuasi pasar, maupun mengejar pertumbuhan aset dengan potensi imbal hasil tinggi.

Apalagi, Bittime menawarkan imbal hasil (APY) staking hingga 10%, menjadikannya salah satu platform dengan tingkat imbal hasil paling kompetitif di Indonesia. Hal ini, dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin melindungi daya beli dan mengembangkan nilai aset melalui pendekatan investasi aset digital.

Namun, tentu literasi investasi juga menjadi fondasi utama dalam menghadapi gejolak ekonomi global. Investasi bukan hanya tentang mencari keuntungan, tetapi tentang melindungi nilai aset yang sudah dimiliki.

Tentu, perlu dipahami bahwa investasi aset kripto mengandung risiko yang termasuk fluktuasi harga, kehilangan modal, risiko likuiditas, teknologi, dan regulasi yang menjadi tanggung jawab pribadi pengguna. Oleh karena itu, sangat penting mengetahui tingkat toleransi risiko, serta strategi dan metode investasi yang sesuai bagi masing-masing investor.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Satu Tahun Kabinet Merah Putih, Kementerian PU Perkuat Visi Asta Cita Melalui Infrastruktur Andal dan Berkelanjutan
Laksanakan Inpres, Kementerian PU Rehabilitasi Jaringan Irigasi Sesaot di NTB, Libatkan Marsyarakat Lokal
Eksistensi JFX dan KBI di Minerba Convex 2025: Perkuat Tata Kelola & Daya Saing Perdagangan Komoditas
KAI Daop 2 Bandung Tingkatkan Pelayanan Pelanggan dengan Hadirkan Kursi Sofa di Ruang Tunggu Zona 2 Stasiun Bandung
Finalis MediaMIND 2025 Kunjungi Bangka, Lampung dan Pongkor
Emas Menguat Tipis di Awal Pekan, Investor Fokus pada Data Inflasi AS
Nilai Kepemilikan Satoshi Menyusut $20 Miliar Setelah Bitcoin Jatuh dari Level Tertinggi Sepanjang Masa
Jasa Marga Hadirkan Infrastruktur Jalan Tol di Indonesia, Dorong Efisiensi Distribusi Logistik untuk Wujudkan Program Asta Cita Prabowo-Gibran Dalam Ketahanan Pangan Nasional
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 Oktober 2025 - 11:46 WIB

Satu Tahun Kabinet Merah Putih, Kementerian PU Perkuat Visi Asta Cita Melalui Infrastruktur Andal dan Berkelanjutan

Selasa, 21 Oktober 2025 - 11:37 WIB

Laksanakan Inpres, Kementerian PU Rehabilitasi Jaringan Irigasi Sesaot di NTB, Libatkan Marsyarakat Lokal

Selasa, 21 Oktober 2025 - 11:05 WIB

Eksistensi JFX dan KBI di Minerba Convex 2025: Perkuat Tata Kelola & Daya Saing Perdagangan Komoditas

Selasa, 21 Oktober 2025 - 11:03 WIB

KAI Daop 2 Bandung Tingkatkan Pelayanan Pelanggan dengan Hadirkan Kursi Sofa di Ruang Tunggu Zona 2 Stasiun Bandung

Selasa, 21 Oktober 2025 - 10:47 WIB

Finalis MediaMIND 2025 Kunjungi Bangka, Lampung dan Pongkor

Berita Terbaru