PURNAMA NEWS.COM |SAMPANG — Kasus dugaan pelecehan terhadap siswi magang dari SMK Negeri 1 Sampang oleh oknum pegawai Bank Jatim Cabang Sampang berinisial MM menimbulkan kemarahan publik. Fakta bahwa pelaku disebut pernah melakukan tindakan serupa di Bank Jatim Cabang Sumenep pada tahun 2023 memperkuat dugaan adanya kelalaian serius dari manajemen Bank Jatim dalam melakukan pengawasan internal.
Informasi itu membuka mata publik bahwa kasus di Sampang bukan insiden tunggal, melainkan pola kelakuan berulang yang gagal dicegah. Alih-alih dievaluasi, oknum tersebut justru tetap dipercaya bekerja di cabang lain hingga akhirnya mencoreng nama Bank Jatim sebagai lembaga keuangan daerah.
Di sisi lain, SMK Negeri 1 Sampang juga menjadi sorotan karena dinilai tidak menunjukkan keberpihakan terhadap siswinya sendiri, bahkan dugaan di karenakan pihak korban melaporkan untuk mengambil langkah hukum, bahkan informasi nya pihak sekolah menyayangkan karena telah melaporkan dan menambah masalah.
“Sekolah seharusnya berdiri di belakang dan bangga kepada anak didiknya, bukan diam dengan alasan menjaga nama baik institusi. Diamnya sekolah justru memberi kesan bahwa korban dibiarkan berjuang sendiri,” tegas seorang pemerhati pendidikan ACH. ROFHIQI dari Universitas Trunojoyo
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Sampang, Mas’udi Hadiwijaya, angkat bicara menyoroti sikap pasif sekolah. Ia menegaskan bahwa lembaga pendidikan wajib memberikan perlindungan moral dan psikologis kepada siswanya, terutama yang menjadi korban kekerasan atau pelecehan.
“Apapun permasalahan internal, jangan sampai sekolah kehilangan nurani. Dunia pendidikan harus menjadi tempat aman bagi siswa, bukan ruang yang membiarkan anak terluka,” tegas Mas’udi Hadiwijaya.
Mas’udi juga meminta pihak Bank Jatim untuk bertanggung jawab penuh atas kelalaian pengawasan terhadap pegawainya
“Kalau benar pelaku punya rekam jejak di daerah lain, berarti sistem pengawasan Bank Jatim lemah. Ini harus dievaluasi total, termasuk menonaktifkan pelaku,” ujarnya.
Sementara itu, keluarga korban telah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian. Publik kini menunggu langkah nyata dari Bank Jatim dan SMKN 1 Sampang. Diam berarti menyetujui, dan ketegasan adalah satu-satunya cara untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan dan lembaga keuangan daerah.
Pewarta : Adhon