Koreksi Harga Aset Kripto, Bitcoin Terguncang di Tengah Krisis Anggaran AS

- Jurnalis

Rabu, 8 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, 8 Oktober 2025 – Pasar aset kripto menunjukkan adanya koreksi harga yang signifikan pada awal pekan ini, sebuah pergerakan yang terjadi di tengah berlanjutnya penutupan sebagian operasional Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang telah memasuki hari kedelapan. 

Latar belakang Penutupan sebagian operasional Pemerintah Amerika Serikat atau Government Shutdown ini bermuara pada kebuntuan politik yang akut antara Partai Demokrat dan Partai Republik di Kongres. Government Shutdown ini juga terjadi karena kedua pihak gagal menyepakati undang-undang pendanaan yang diperlukan untuk membiayai operasi sebagian besar lembaga federal sebelum tahun fiskal baru yang dimulai setiap 1 Oktober. 

Kegagalan ini mengakibatkan pemerintah secara hukum kehabisan dana untuk menjalankan operasional non-esensial, yang berujung pada dirumahkannya ratusan ribu pegawai federal. Kondisi ini secara langsung meningkatkan ketidakpastian ekonomi di negara dengan ekonomi terbesar dunia, menciptakan sentimen risk-off di pasar global, dan memicu tekanan jual pada aset-aset berisiko.

Setelah mencetak rekor harga tertinggi di $126.000, nilai Bitcoin kini telah turun di bawah level $121.000, mengakhiri reli kuat yang terjadi selama seminggu penuh. Penurunan ini tidak hanya menimpa BTC namun harga Ethereum yang juga ikut meluncur di bawah $4.500, diikuti oleh penurunan tajam pada XRP dan Solana. 

Baca Juga :  Pembangunan Bendungan Manikin Untuk Dukung Ketahanan Pangan di Kupang Telah Capai Progres Konstruksi 66 Persen

Indikasi tekanan jual yang kuat diperlihatkan oleh lonjakan volume perdagangan 24 jam sebesar 15%, yang secara langsung berkontribusi pada likuidasi posisi leverage lebih dari 167.000 pedagang, dengan total kerugian mencapai $621,29 juta, sekaligus menurunkan total kapitalisasi pasar aset kripto global menjadi $4,16 triliun. 

Sentimen pasar secara keseluruhan memang tengah mendingin, terlihat jelas dari penurunan Open Interest Bitcoin sebesar 3,33% dan mayoritas pedagang futures di bursa besar mulai mengambil posisi bearish. Namun, di balik koreksi jangka pendek ini, masih ada pandangan optimis yang lebih besar. Aset kripto semakin dilihat sebagai safe haven terhadap ketidakstabilan ekonomi dan politik global. 

Pandangan ini diperkuat oleh dukungan tokoh keuangan seperti Robert Kiyosaki, yang menyarankan untuk mengalihkan aset dari Dolar AS ke aset keras seperti emas, perak, dan aset kripto. Secara paralel, emas baru-baru ini mencapai rekor tertinggi baru, dan para analis memperkirakan bahwa Bitcoin akan mengikuti lintasan emas, menunjukkan potensi kenaikan menuju target ambisius $268.000, sebuah sinyal bullish yang menjaga semangat investor jangka panjang.

Baca Juga :  Emas Menguat Tipis di Awal Pekan, Investor Fokus pada Data Inflasi AS

Di sisi lain, kondisi pasar saat ini merupakan momentum untuk mulai mengenal dan mempelajari aset kripto sebagai salah satu pilihan diversifikasi aset di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Dan tentunya, hal tersebut perlu diimbangin dengan edukasi, pemberdayaan, dan akses yang aman bagi masyarakat, khususnya investor aset kripto Indonesia. Agar nantinya, aset kripto dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari strategi keuangan jangka panjang.

Apalagi dengan semakin luasnya, perkembangan teknologi dan regulasi yang semakin jelas memberi kesempatan bagi masyarakat Indonesia khususnya investor dalam menjelajahi dunia keuangan digital dengan percaya diri.

Sebagai platform perdagangan aset kripto yang resmi dan berlisensi, Bittime, sebagai platform crypto exchange yang aman, berizin dan diawasi di Indonesia berkomitmen untuk terus mengedukasi dan menghadirkan inovasi berguna bagi masyarakat Indonesia.

Namun, perlu dipahami bahwa investasi aset kripto mengandung risiko yang termasuk fluktuasi harga, kehilangan modal, risiko likuiditas, teknologi, dan regulasi yang menjadi tanggung jawab pribadi pengguna. Oleh karena itu, sangat penting mengetahui tingkat toleransi risiko, serta strategi dan metode investasi yang sesuai bagi masing-masing investor.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Finalis MediaMIND 2025 Kunjungi Bangka, Lampung dan Pongkor
Emas Menguat Tipis di Awal Pekan, Investor Fokus pada Data Inflasi AS
Nilai Kepemilikan Satoshi Menyusut $20 Miliar Setelah Bitcoin Jatuh dari Level Tertinggi Sepanjang Masa
Jasa Marga Hadirkan Infrastruktur Jalan Tol di Indonesia, Dorong Efisiensi Distribusi Logistik untuk Wujudkan Program Asta Cita Prabowo-Gibran Dalam Ketahanan Pangan Nasional
LRT RUN BREAK THE RUSH, Cara Seru LRT Jabodebek Ajak Warga Bergerak dan Rayakan Hidup Sehat
Menginspirasi Transformasi Kewirausahaan, Prof. Pantri Heriyati Resmi Jadi Guru Besar BINUS UNIVERSITY Bidang Ilmu Entrepreneurship
Layani Lebih dari 15 Juta Pelanggan, KAI Daop 1 Jakarta Terus Jadi Pilihan Utama Transportasi Publik
Financial Glow Up: Saatnya Uangmu Ikut Naik Level
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 Oktober 2025 - 10:47 WIB

Finalis MediaMIND 2025 Kunjungi Bangka, Lampung dan Pongkor

Selasa, 21 Oktober 2025 - 09:57 WIB

Emas Menguat Tipis di Awal Pekan, Investor Fokus pada Data Inflasi AS

Selasa, 21 Oktober 2025 - 09:00 WIB

Nilai Kepemilikan Satoshi Menyusut $20 Miliar Setelah Bitcoin Jatuh dari Level Tertinggi Sepanjang Masa

Selasa, 21 Oktober 2025 - 08:49 WIB

Jasa Marga Hadirkan Infrastruktur Jalan Tol di Indonesia, Dorong Efisiensi Distribusi Logistik untuk Wujudkan Program Asta Cita Prabowo-Gibran Dalam Ketahanan Pangan Nasional

Selasa, 21 Oktober 2025 - 06:54 WIB

LRT RUN BREAK THE RUSH, Cara Seru LRT Jabodebek Ajak Warga Bergerak dan Rayakan Hidup Sehat

Berita Terbaru

Business

Finalis MediaMIND 2025 Kunjungi Bangka, Lampung dan Pongkor

Selasa, 21 Okt 2025 - 10:47 WIB