Purnamanews.com | Sampang– Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Sampang kembali menuai sorotan. Fakta di lapangan menunjukkan adanya dugaan pengurangan porsi menu, sementara harga tetap mengacu pada ketentuan yang sudah ditetapkan pemerintah.
Sejumlah wali murid dan masyarakat mengeluhkan kualitas serta kuantitas makanan yang diterima anak-anak. Mereka menilai, sajian yang diberikan jauh dari nilai anggaran yang telah dialokasikan.
“Seharusnya anak-anak mendapatkan porsi bergizi sesuai aturan, tapi kenyataannya banyak menu yang porsinya sangat sedikit,” ungkap salah satu wali murid.
Ironisnya, di setiap dapur penyedia MBG sudah tersedia SPPG (Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga) dan juga melibatkan ahli gizi. Seharusnya, keberadaan mereka bisa menjamin standar gizi dan kualitas makanan. Namun, kenyataan di lapangan justru sebaliknya.
Contohnya, untuk tingkat SMA/SMK takaran susu seharusnya 125 ml sesuai dengan anggaran. Tetapi faktanya, siswa hanya menerima 115 ml. Selisih 10 ml tersebut jelas menunjukkan adanya pengurangan porsi yang tidak sesuai dengan ketentuan.
Pengurangan porsi ini dikhawatirkan menghambat tujuan utama program MBG, yakni meningkatkan gizi dan kesehatan anak sekolah. Masyarakat pun mendesak pemerintah daerah untuk turun langsung melakukan pengawasan ketat.
Selain itu, beberapa pihak menilai ada indikasi permainan dari oknum penyedia yang ingin meraup keuntungan lebih dengan cara mengurangi porsi sajian. Kondisi ini menimbulkan keresahan dan kekecewaan di tengah masyarakat.
“Kalau begini terus, anak-anak yang dirugikan. Uang negara sudah dikeluarkan besar, tapi hasilnya tidak sesuai,” tambah seorang warga di Sampang.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Satgas MBG Kabupaten Sampang, Sudarmanto, menegaskan bahwa setiap adanya temuan pengurangan porsi harus segera dilaporkan. Pihaknya berkomitmen akan meneruskan laporan tersebut langsung ke Badan Gizi Nasional (BGN).
“Di setiap dapur sudah ada pengawas. Jadi kalau ada pengurangan, catat saja, laporkan. Jangan sampai ada yang ‘masuk angin’, karena sekarang lagi kenceng-kencengnya pengawasan, nanti kalau lengah bisa hilang lagi,” tegas Darmanto.
Ia juga mengimbau seluruh pengelola SPPG agar benar-benar mengikuti aturan yang berlaku. “Menu jangan dikurangi, harus sesuai gizi dan ketentuan lainnya. Ini penting supaya tujuan program bisa tercapai,” tutupnya. (**Adhon )