Emas Menguat, Pasar Tetap Waspada Shutdown AS dan Sinyal Dovish The Fed

- Jurnalis

Rabu, 1 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga Emas (XAU/USD) melanjutkan reli lima hari beruntun dan kembali bergerak positif pada perdagangan sesi Asia, Rabu (1/10). Emas tercatat naik sekitar 0,35% ke level $3.846 per troy ons, meskipun belum mampu melewati puncak harga sebelumnya di $3.871. Sehari sebelumnya, pada perdagangan Selasa malam waktu AS, logam mulia juga ditutup menguat, menandai tren bullish yang masih terjaga.

Kenaikan emas kali ini tak lepas dari sentimen pasar yang dibayangi dua hal: ancaman penutupan pemerintah AS (government shutdown) dan melemahnya data tenaga kerja AS. Kedua faktor ini semakin menguatkan pandangan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan melanjutkan siklus pemangkasan suku bunganya. 

Menurut analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, tren teknikal emas masih menunjukkan dominasi pembeli. “Candlestick dan indikator Moving Average sama-sama mendukung arah bullish. Jika momentum berlanjut, emas punya peluang menembus level psikologis $3.900 dalam waktu dekat,” jelasnya. Meski begitu, Andy tetap mengingatkan risiko koreksi jangka pendek. “Area $3.837 kini menjadi support terdekat jika terjadi pelemahan,” tambahnya.

Baca Juga :  KAI Daop 1 Jakarta Terapkan Berhenti Luar Biasa (BLB) di Stasiun Jatinegara untuk Mendukung Kelancaran Akses Penumpang

Dari sisi fundamental, data Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) terbaru memperlihatkan perlambatan di pasar tenaga kerja. Jumlah lowongan kerja memang naik tipis menjadi 7,23 juta pada Agustus, namun tingkat perekrutan justru turun ke 3,2%, level terendah sejak pertengahan 2024. Meski angka PHK masih rendah, tren ini memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga lebih lanjut guna menopang pasar tenaga kerja yang mulai kehilangan momentum.

Data dari CME FedWatch Tool bahkan menunjukkan hampir 97% peluang pemangkasan suku bunga pada Oktober, serta 76% kemungkinan pemangkasan tambahan pada Desember. Ekspektasi pelonggaran inilah yang menekan Dolar AS dan membuat emas lebih menarik di mata investor global, terutama karena emas tidak memberikan imbal hasil tetap.

Di sisi lain, drama politik di Washington juga jadi faktor penting. Kebuntuan antara Partai Republik dan Demokrat dalam pembahasan anggaran menimbulkan risiko shutdown. Jika hal ini terjadi, publikasi data ekonomi utama termasuk Nonfarm Payrolls (NFP) kemungkinan besar ditangguhkan. Hilangnya data acuan penting akan meningkatkan ketidakpastian pasar dan memperbesar peran emas sebagai aset lindung nilai.

Baca Juga :  Tingkatkan Potensi Ekonomi Masyarakat Lewat Pemanfaatan Platform Digital - Kolaborasi Cara Mendapatkan Penghasilan dari TikTok

Pasar obligasi sejauh ini relatif stabil. Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun bertahan di sekitar 4,146%, sementara imbal hasil riil tercatat 1,796%. Namun stabilitas ini belum cukup untuk menggeser arus modal dari emas, mengingat faktor geopolitik dan ketidakpastian kebijakan fiskal masih membayangi.

Melihat kombinasi teknikal dan fundamental, prospek emas jangka pendek masih condong ke arah positif. Target $3.900 tetap terbuka lebar jika tren bullish terjaga. Meski demikian, para trader perlu mengantisipasi volatilitas tinggi dalam beberapa hari ke depan, terutama menjelang rilis data ekonomi dan perkembangan politik di AS.

Secara keseluruhan, emas masih menjadi primadona di tengah bayang-bayang pemangkasan suku bunga The Fed, risiko shutdown pemerintah, dan tanda-tanda perlambatan pasar tenaga kerja. Bagi investor, logam mulia ini tetap menjadi aset perlindungan utama di tengah gejolak ketidakpastian global.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Diversifikasi Usaha, Holding Perkebunan Nusantara Optimalkan Kebun Karet Tak Produktif Jadi Agrowisata Edukatif
Deforestasi Indonesia Masih Meningkat, Inisiatif Pemulihan Hutan Mendesak Diperkuat
Bittime Gandeng Kuningan City Mall Gelar Crypto 101: Get to Know Web3 Ecosystem
Penerimaan Mahasiswa Baru SATU UNIVERSITY: Panduan Lengkap untuk Calon Pendaftar
Co-Working Space di Stasiun Cawang Hadirkan Ruang Nyaman dan Gratis untuk Pengguna LRT Jabodebek
Edukasi Tentang Proses PLTA, UBP Jatigede Sambut Siswa-Siswi Pramuka Se-Kecamatan Jatigede
Krakatau Steel Tetap Konsisten Perkuat Industri Baja Dalam Negeri
Percepat Pemulihan Akses Masyarakat di Nagekeo, Jembatan Bailey Teodhae 1 Ditargetkan Rampung 4 Oktober 2025
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 1 Oktober 2025 - 16:26 WIB

Diversifikasi Usaha, Holding Perkebunan Nusantara Optimalkan Kebun Karet Tak Produktif Jadi Agrowisata Edukatif

Rabu, 1 Oktober 2025 - 15:44 WIB

Bittime Gandeng Kuningan City Mall Gelar Crypto 101: Get to Know Web3 Ecosystem

Rabu, 1 Oktober 2025 - 14:50 WIB

Penerimaan Mahasiswa Baru SATU UNIVERSITY: Panduan Lengkap untuk Calon Pendaftar

Rabu, 1 Oktober 2025 - 14:33 WIB

Co-Working Space di Stasiun Cawang Hadirkan Ruang Nyaman dan Gratis untuk Pengguna LRT Jabodebek

Rabu, 1 Oktober 2025 - 14:07 WIB

Edukasi Tentang Proses PLTA, UBP Jatigede Sambut Siswa-Siswi Pramuka Se-Kecamatan Jatigede

Berita Terbaru

TNI Dan Polri

TNI Bersama Komponen Pendukung, Patroli Wujudkan Jakarta Kondusif

Rabu, 1 Okt 2025 - 16:04 WIB