Tokoh Penggerak Penghijauan, Pilar Aksi Hijau LindungiHutan di Daerah

- Jurnalis

Senin, 23 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Semarang, 23 Juni 2025 — Dalam menghadapi ancaman krisis iklim yang kian nyata, LindungiHutan menegaskan pentingnya peran tokoh penggerak penghijauan yang selama ini menjadi aktor utama dalam upaya konservasi di tingkat lokal. Melalui kerja keras dan dedikasi jangka panjang, mereka menjadi bagian tak terpisahkan dari inisiatif pelestarian lingkungan berbasis komunitas.

Lima nama dari berbagai wilayah Indonesia menjadi contoh nyata bagaimana aksi individu mampu menciptakan perubahan kolektif. Di Demak, seorang perempuan bernama Mak Jah telah lebih dari satu dekade menanam mangrove demi mempertahankan tempat tinggalnya dari abrasi. Ia tidak hanya menyelamatkan rumahnya, tapi juga memulihkan ekosistem dan habitat satwa lokal yang sempat hilang. Di Kendal, Pak Wasito yang awalnya diragukan lingkungannya, kini menjadi penerima Kalpataru atas konsistensinya dalam konservasi pesisir.

Cerita serupa datang dari Jakarta, di mana Pak Ujang, seorang petani mangrove di kawasan Pantai Indah Kapuk, menjaga keberlanjutan hutan bakau dengan penuh ketekunan. Dari Pulau Pari, Edi Mulyono tidak hanya menanam mangrove, tapi juga mengangkat suara masyarakatnya ke forum-forum internasional, menyerukan keadilan iklim atas dampak yang mereka rasakan langsung. Sementara itu di Karawang, kolaborasi antara warga seperti Dayanto dan akademisi seperti Slamet Abadi memperlihatkan pentingnya keterlibatan lintas sektor dalam rehabilitasi ekosistem pantai.

Baca Juga :  Sejalan Arahan Menkeu, Tokocrypto Perkuat Literasi dan Fitur Trading Simpel untuk Gen Z

Kontribusi para tokoh ini tidak sebatas kegiatan tanam pohon. Mereka mempraktikkan konservasi sebagai bagian dari hidup sehari-hari, menyebarkan semangat pelestarian melalui edukasi komunitas, membangun kelompok tani, hingga membuka peluang wisata berbasis ekosistem. Dalam banyak kasus, aksi mereka bahkan menghidupkan kembali potensi ekonomi lokal yang sebelumnya terabaikan.

Menurut LindungiHutan, kolaborasi dengan tokoh-tokoh penggerak penghijauan memberikan dampak ganda, yakni menjaga kelestarian alam sekaligus memperkuat ketahanan sosial masyarakat. Dalam konteks ini, peran mereka menjadi semakin relevan bagi dunia usaha, lembaga pendidikan, dan pemerintah yang ingin berkontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dan target net zero emission.

Baca Juga :  KAI dan PPATK Teken MoU: Sinergi Wujudkan Tata Kelola Bersih dan Pencegahan Pencucian Uang

“Para tokoh penggerak penghijauan ini adalah tulang punggung dari ekosistem kolaboratif yang kami bangun. Mereka adalah sumber inspirasi sekaligus penggerak nyata di lapangan. Mengangkat kisah mereka berarti mengangkat harapan untuk bumi yang lebih lestari,” ujar tim LindungiHutan.

LindungiHutan mengajak lebih banyak pihak untuk terlibat dalam mendukung kerja-kerja akar rumput seperti ini. Dengan memperluas dukungan kepada tokoh-tokoh lokal yang telah terbukti berdampak, upaya pelestarian tidak hanya menjadi tanggung jawab segelintir pihak, tetapi gerakan bersama yang berakar kuat pada semangat gotong royong.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Bukan Cinta yang Menyiksa, Tapi Harapan yang Memenjarakan: Menyelami Tiga Level Hubungan Manusia
Satu Tahun Kabinet Merah Putih, Kementerian PU Perkuat Visi Asta Cita Melalui Infrastruktur Andal dan Berkelanjutan
Laksanakan Inpres, Kementerian PU Rehabilitasi Jaringan Irigasi Sesaot di NTB, Libatkan Marsyarakat Lokal
Eksistensi JFX dan KBI di Minerba Convex 2025: Perkuat Tata Kelola & Daya Saing Perdagangan Komoditas
KAI Daop 2 Bandung Tingkatkan Pelayanan Pelanggan dengan Hadirkan Kursi Sofa di Ruang Tunggu Zona 2 Stasiun Bandung
Finalis MediaMIND 2025 Kunjungi Bangka, Lampung dan Pongkor
Emas Menguat Tipis di Awal Pekan, Investor Fokus pada Data Inflasi AS
Nilai Kepemilikan Satoshi Menyusut $20 Miliar Setelah Bitcoin Jatuh dari Level Tertinggi Sepanjang Masa
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 Oktober 2025 - 12:02 WIB

Bukan Cinta yang Menyiksa, Tapi Harapan yang Memenjarakan: Menyelami Tiga Level Hubungan Manusia

Selasa, 21 Oktober 2025 - 11:46 WIB

Satu Tahun Kabinet Merah Putih, Kementerian PU Perkuat Visi Asta Cita Melalui Infrastruktur Andal dan Berkelanjutan

Selasa, 21 Oktober 2025 - 11:37 WIB

Laksanakan Inpres, Kementerian PU Rehabilitasi Jaringan Irigasi Sesaot di NTB, Libatkan Marsyarakat Lokal

Selasa, 21 Oktober 2025 - 11:05 WIB

Eksistensi JFX dan KBI di Minerba Convex 2025: Perkuat Tata Kelola & Daya Saing Perdagangan Komoditas

Selasa, 21 Oktober 2025 - 10:47 WIB

Finalis MediaMIND 2025 Kunjungi Bangka, Lampung dan Pongkor

Berita Terbaru