Bagaimana Proyek Penanaman Mengubah Nasib Masyarakat Desa Hutan?

- Jurnalis

Selasa, 17 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Semarang, 17 Juni 2025 — Program konservasi tidak hanya tentang menyelamatkan lingkungan, tapi juga menyentuh kehidupan manusia yang paling dekat dengan hutan. Melalui ratusan proyek penanaman pohon yang tersebar di lebih dari 30 lokasi di Indonesia, LindungiHutan menunjukkan bahwa pelestarian alam bisa sejalan dengan pemberdayaan sosial dan ekonomi masyarakat lokal.

Selama lebih dari tujuh tahun terakhir, LindungiHutan telah bekerja bersama komunitas akar rumput, petani penggerak, dan kelompok masyarakat desa untuk merehabilitasi kawasan pesisir, hutan kritis, dan lahan rawan bencana. Namun, yang paling berdampak bukan hanya jumlah pohon yang tertanam, melainkan bagaimana kegiatan tersebut mampu membuka akses ekonomi, menghidupkan kembali kearifan lokal, dan memperkuat solidaritas komunitas.

Di Desa Bedono, Demak, program penanaman mangrove yang awalnya ditujukan untuk mengatasi abrasi pesisir kini telah menciptakan lapangan pekerjaan baru dan peluang usaha berbasis lingkungan. “Dulu banyak yang merantau karena lahan sudah tidak produktif. Sekarang, masyarakat bisa ikut patroli kawasan, menanam, bahkan mengembangkan ekowisata,” ungkap Antok, salah satu petani penggerak di LindungiHutan.

Baca Juga :  Sambut Liburan, PIK Avenue Hadirkan ROBOTOWN

Model serupa juga berlangsung di Wonorejo, Surabaya, dan Tapak, Semarang, di mana proyek LindungiHutan tidak hanya menanam pohon, tetapi juga membangun jejaring usaha lokal seperti kerajinan dari limbah mangrove, edukasi lingkungan untuk anak muda, serta pelatihan green skill bagi komunitas pesisir.

Menurut data di laman dampak LindungiHutan, lebih dari 120 mitra petani telah terlibat dalam gerakan ini, dan lebih dari 1 juta pohon tertanam dari kolaborasi dengan lebih dari 600 mitra. Setiap program penanaman dirancang berbasis kebutuhan lokal, dikelola bersama petani setempat, dan disertai dengan sistem pelaporan serta monitoring berkelanjutan yang transparan.

Baca Juga :  Perbedaan Tanda Tangan Elektronik dan Digital: Pahami Agar Tak Salah Pilih!

CEO LindungiHutan, Miftachur “Ben” Robani, menekankan bahwa keberhasilan proyek konservasi alam sangat bergantung pada keberdayaan manusia di dalamnya. “Kami percaya bahwa masyarakat desa bukan hanya penerima manfaat, tapi mitra utama dalam upaya penyelamatan lingkungan. Ketika mereka merasa memiliki, maka keberlanjutan bisa tercipta,” ujarnya.

Transformasi yang muncul dari proyek penanaman ini tidak bersifat sementara. Di banyak lokasi, masyarakat yang dulu pasif kini menjadi fasilitator perubahan: melatih generasi muda, menjadi narasumber konservasi, dan terlibat dalam kolaborasi lintas sektor, termasuk bersama korporasi dan perguruan tinggi.

LindungiHutan terus berkomitmen memperluas dampak sosial melalui konservasi berbasis komunitas. Proyek penanaman kini bukan hanya soal pohon, tetapi tentang bagaimana menjaga bumi sambil memulihkan martabat dan masa depan desa-desa hutan di Indonesia.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Thailand Hadir di INAGRITECH 2025, Tampilkan Inovasi Teknologi Pertanian untuk Dunia yang Lebih Baik
Iklan “Negatif”, Bisa Jadi Penjualan Positif? Ini Namanya Strategi Anti-Marketing
Prediksi Bisnis Lebih Mudah dan Akurat? Ini Rahasianya dengan AIssisted Planning
Visidata dan Tableau Gelar Workshop Tata Kelola Data di BINUS University
Harga Emas Melemah, Dolar AS dan Geopolitik Jadi Faktor Penekan
Kolaborasi BINUS UNIVERSITY, Ekraf RI, dan AGI Dukung Talenta Game Tanah Air melalui Gameseed 2025
Kabar Baik untuk Warga Bekasi! English 1 Akan Segera Buka Center Baru di Jatiasih
Strategi Omnichannel & Marketplace untuk Bisnis Online
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 18 Juni 2025 - 11:46 WIB

Thailand Hadir di INAGRITECH 2025, Tampilkan Inovasi Teknologi Pertanian untuk Dunia yang Lebih Baik

Rabu, 18 Juni 2025 - 11:45 WIB

Iklan “Negatif”, Bisa Jadi Penjualan Positif? Ini Namanya Strategi Anti-Marketing

Rabu, 18 Juni 2025 - 11:12 WIB

Prediksi Bisnis Lebih Mudah dan Akurat? Ini Rahasianya dengan AIssisted Planning

Rabu, 18 Juni 2025 - 10:39 WIB

Harga Emas Melemah, Dolar AS dan Geopolitik Jadi Faktor Penekan

Rabu, 18 Juni 2025 - 09:00 WIB

Kolaborasi BINUS UNIVERSITY, Ekraf RI, dan AGI Dukung Talenta Game Tanah Air melalui Gameseed 2025

Berita Terbaru