Harga Emas Melemah, Analis Dupoin Sebut Tekanan Bearish Masih Kuat

- Jurnalis

Rabu, 5 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga emas melemah tertekan dolar AS dan sikap hawkish The Fed. Analis Dupoin sebut tren bearish masih dominan dengan potensi turun ke $3.818 per ons.

Harga emas (XAU/USD) kembali turun pada perdagangan Selasa (4/11), tertekan oleh penguatan Dolar AS dan sikap hati-hati dari sejumlah pejabat Federal Reserve (The Fed). Saat laporan ini disusun, emas diperdagangkan di sekitar level $3.970 per ons, melemah hampir 1% dibanding sesi sebelumnya setelah sempat menyentuh titik terendah intraday di $3.928.

Menurut Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, kombinasi antara pola candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan bahwa tren penurunan (bearish) masih dominan.“Dari sisi teknikal, tekanan jual masih cukup kuat. Jika momentum ini berlanjut, XAU/USD berpotensi melemah hingga ke level $3.818. Namun, jika support tersebut bertahan dan terjadi koreksi teknikal, maka peluang rebound terdekat berada di kisaran $3.971,” jelas Andy.

Ia menambahkan, pelemahan harga emas dipengaruhi oleh perubahan sentimen terhadap arah kebijakan moneter The Fed. Nada hawkish dari sejumlah pejabat bank sentral AS mendorong investor beralih ke aset berdenominasi dolar yang menawarkan imbal hasil lebih baik dibandingkan emas.

Baca Juga :  Green Skilling #28 Bahas Peluang Startup dan Korporasi di Circular Economy dan Pasar Karbon 2026

 “Selama The Fed belum menunjukkan sinyal dovish secara konsisten, tekanan terhadap harga emas kemungkinan masih akan berlanjut dalam waktu dekat,” ujarnya.

Pada awal pekan ini, beberapa pejabat The Fed memberikan pernyataan yang beragam. Gubernur Lisa Cook menilai inflasi masih di atas target 2% dan bisa bertahan tinggi hingga tahun depan karena dampak tarif impor. Ia menegaskan perlunya fokus menjaga stabilitas harga, meskipun pemangkasan suku bunga 25 basis poin terakhir sudah sesuai dengan meningkatnya risiko pelemahan pasar tenaga kerja.Sementara itu, Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee mengingatkan bahwa penurunan suku bunga terlalu cepat bisa menghambat pengendalian inflasi, dan Gubernur Stephen Miran menegaskan bahwa kondisi keuangan tidak bisa dijadikan satu-satunya dasar untuk menentukan arah kebijakan.

Sikap beragam para pejabat The Fed ini membuat pasar kembali meninjau ulang ekspektasi pemangkasan suku bunga Desember mendatang. Berdasarkan CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan 25 basis poin kini turun menjadi sekitar 70% dari sebelumnya 94%. Perubahan sentimen tersebut memperkuat dolar AS dan menambah tekanan pada harga emas.

Baca Juga :  Pentingnya Strategi Bertahan Investor Aset Kripto Di Tengah Momen Depresiasi Bitcoin

Meski begitu, beberapa analis global menilai koreksi harga emas bersifat sementara. UBS dalam laporannya menyebut pelemahan saat ini hanyalah jeda sebelum harga kembali menguat. UBS tetap mempertahankan proyeksi harga emas di kisaran $4.200 per ons, dengan potensi kenaikan hingga $4.700 apabila ketegangan geopolitik meningkat atau kondisi pasar kembali bergejolak.

Andy Nugraha menambahkan, secara fundamental, permintaan jangka panjang terhadap emas masih solid di tengah ketidakpastian ekonomi global dan potensi perlambatan ekonomi dunia. Namun, ia mengingatkan bahwa untuk perdagangan jangka pendek, investor perlu berhati-hati terhadap volatilitas tinggi dan memperhatikan area support–resistance yang terbentuk di pasar.

Dengan dominasi tren bearish dari sisi teknikal serta pengaruh kebijakan moneter AS yang masih hawkish, harga emas hari ini diperkirakan bergerak dalam kisaran $3.818 – $3.971 per ons. Para pelaku pasar disarankan tetap waspada sambil menunggu data ekonomi AS berikutnya dan pernyataan tambahan dari pejabat The Fed untuk memastikan arah pergerakan harga selanjutnya.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

20 Ribu Tiket KA Rajabasa Untuk Libur Nataru 2025/26 Mulai Dijual
Sektor Pertambangan Jadi Penggerak Ekonomi Lokal di Berbagai Daerah
Bank Mandiri Resmi Buka Livin’ Fest 2025 di Dome Universitas Diponegoro Semarang, Sinergikan UMKM dan Ekonomi Kreatif
Beradaptasi dan Bertransformasi: Mendigitalisasi Rantai Pasok untuk Daya Saing Global
PTPN III (Persero) Raih Penghargaan “The Best Overall for GRC Performance Excellence 2025”
VENTENY Jalin Kerja Sama Ekosistem Bisnis dengan Home Credit Indonesia
KAI Divre IV Tanjungkarang Turut Meriahkan Gelaran Lampung Fest 2025
Bittime Listing DASH dan ZEN, Hadirkan Solusi Kecepatan Serta Privasi Digital
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 13 November 2025 - 21:54 WIB

20 Ribu Tiket KA Rajabasa Untuk Libur Nataru 2025/26 Mulai Dijual

Kamis, 13 November 2025 - 21:00 WIB

Sektor Pertambangan Jadi Penggerak Ekonomi Lokal di Berbagai Daerah

Kamis, 13 November 2025 - 20:19 WIB

Beradaptasi dan Bertransformasi: Mendigitalisasi Rantai Pasok untuk Daya Saing Global

Kamis, 13 November 2025 - 20:00 WIB

PTPN III (Persero) Raih Penghargaan “The Best Overall for GRC Performance Excellence 2025”

Kamis, 13 November 2025 - 19:30 WIB

VENTENY Jalin Kerja Sama Ekosistem Bisnis dengan Home Credit Indonesia

Berita Terbaru