Aluminium Indonesia Berpotensi Jadi Penopang Industri Otomotif Dunia

- Jurnalis

Rabu, 5 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA — Produksi aluminium Indonesia berpotensi memegang peran penting dalam rantai pasok industri otomotif global seiring meningkatnya kebutuhan aluminium untuk kendaraan listrik dan alat berat. Kenaikan permintaan ini dipicu tren transisi energi dan elektrifikasi kendaraan di berbagai negara industri besar.

Direktur Eksekutif Indonesia Mining & Energy Watch Ferdy Hasiman menilai, Indonesia memiliki posisi strategis dalam rantai pasok logam ringan dunia. Melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) di bawah kendali holding tambang MIND ID, Indonesia kini berpeluang menjadi penopang utama bahan baku industri otomotif global, terutama bagi Jepang, Korea Selatan, dan Cina.

“Dengan mengontrol INALUM, Indonesia mampu mengontrol bahan baku bagi industri otomotif global, terutama Jepang dan Korea Selatan yang menguasai pasar dunia otomotif,” ujar Ferdy.

Data menunjukkan permintaan aluminium global meningkat pesat sejak 2017. Jepang, misalnya, memproyeksikan kebutuhan 2 juta ton aluminium untuk otomotif pada 2025, sementara Cina mencatat permintaan hingga 17,3 juta ton untuk sektor kendaraan listrik, konstruksi, dan infrastruktur energi baru terbarukan.

Baca Juga :  BINUS UNIVERSITY dan SAP Gelar SAP x Partners Day: Siapkan Talenta Digital untuk Karier Global

Kebutuhan besar ini menjadikan aluminium sebagai salah satu logam paling dicari di dunia, mengingat setiap kendaraan listrik memerlukan 300–400 kilogram aluminium dalam struktur bodinya. “Industri otomotif dunia yang sedang bertransisi ke kendaraan listrik sangat bergantung pada pasokan aluminium,” kata Ferdy.

Indonesia berada dalam posisi strategis untuk memenuhi kebutuhan tersebut. INALUM memiliki kapasitas produksi aluminium mencapai lebih dari 300 ribu ton per tahun, menjadikannya produsen terbesar di Asia Tenggara. Sementara kebutuhan bahan baku alumina kini diperkuat dengan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.

Fasilitas yang digarap bersama PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) ini mampu memproduksi 1 juta ton alumina per tahun, di mana separuhnya akan diserap INALUM sebagai bahan baku peleburan aluminium, dan sisanya untuk ekspor.

“ANTAM punya cadangan bauksit besar dan bisa memasok bahan baku ke smelter INALUM. Ini memperkuat rantai industri dari hulu ke hilir, dari bauksit menjadi alumina hingga aluminium,” jelas Ferdy.

Baca Juga :  KAI Daop 8 Surabaya Pastikan Keandalan Prasarana Jalan Rel dan Jembatan untuk Keselamatan dan Kelancaran Nataru 2025/2026

Langkah hilirisasi yang dijalankan MIND ID merupakan bentuk nyata dukungan terhadap kebijakan pemerintah dalam membangun ekosistem logam terintegrasi. Sebelumnya, Indonesia banyak mengekspor bauksit mentah ke Cina hingga 40 juta ton per tahun. Kini, orientasinya beralih dari ekspor bahan mentah menuju produksi alumina dan aluminium bernilai tambah tinggi.

“Dengan kebijakan ini, perusahaan otomotif asing justru akan mengimpor alumina dari Indonesia kalau ingin tetap menjaga pasokan bahan baku,” ujar Ferdy.

Hilirisasi ini menjadi tonggak menuju era industrialisasi baru Indonesia. Selain memperkuat struktur industri nasional, kebijakan tersebut diharapkan mampu menekan defisit perdagangan sektor manufaktur yang pada periode 2017–2024 tercatat mencapai US$4,3 miliar akibat impor komponen otomotif dan alat berat.

“Indonesia terlalu lama nyaman mengekspor bahan mentah. Padahal, nilai tambah sesungguhnya ada di tahap pengolahan,” kata Ferdy.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

BINUS UNIVERSITY Perkuat Visi Keberlanjutan melalui Pengukuhan Prof. Ditdit Nugeraha Utama dan Konsep Eco-Decision Model
20 Ribu Tiket KA Rajabasa Untuk Libur Nataru 2025/26 Mulai Dijual
Sektor Pertambangan Jadi Penggerak Ekonomi Lokal di Berbagai Daerah
Bank Mandiri Resmi Buka Livin’ Fest 2025 di Dome Universitas Diponegoro Semarang, Sinergikan UMKM dan Ekonomi Kreatif
Beradaptasi dan Bertransformasi: Mendigitalisasi Rantai Pasok untuk Daya Saing Global
PTPN III (Persero) Raih Penghargaan “The Best Overall for GRC Performance Excellence 2025”
VENTENY Jalin Kerja Sama Ekosistem Bisnis dengan Home Credit Indonesia
KAI Divre IV Tanjungkarang Turut Meriahkan Gelaran Lampung Fest 2025
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 14 November 2025 - 06:00 WIB

BINUS UNIVERSITY Perkuat Visi Keberlanjutan melalui Pengukuhan Prof. Ditdit Nugeraha Utama dan Konsep Eco-Decision Model

Kamis, 13 November 2025 - 21:54 WIB

20 Ribu Tiket KA Rajabasa Untuk Libur Nataru 2025/26 Mulai Dijual

Kamis, 13 November 2025 - 20:59 WIB

Bank Mandiri Resmi Buka Livin’ Fest 2025 di Dome Universitas Diponegoro Semarang, Sinergikan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kamis, 13 November 2025 - 20:19 WIB

Beradaptasi dan Bertransformasi: Mendigitalisasi Rantai Pasok untuk Daya Saing Global

Kamis, 13 November 2025 - 20:00 WIB

PTPN III (Persero) Raih Penghargaan “The Best Overall for GRC Performance Excellence 2025”

Berita Terbaru