Emas Menguat Tipis di Awal Pekan, Investor Fokus pada Data Inflasi AS

- Jurnalis

Selasa, 21 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga emas (XAU/USD) pada perdagangan Senin pagi (20/10) bergerak dalam kisaran sempit di sekitar $4.250 per troy ounce setelah mengalami koreksi teknikal pada akhir pekan lalu. Logam mulia ini sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di $4.380 sebelum tekanan jual pada hari Jumat menarik harga turun mendekati area $4.200.

Menurut analisis teknikal dari Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, tren utama emas masih berada dalam fase bullish yang solid, seiring dengan keyakinan pasar terhadap potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) akhir bulan ini.

Menurut Andy Nugraha, sinyal teknikal dari pola candlestick dan indikator Moving Average masih menunjukkan penguatan arah naik. “Harga emas sejauh ini masih bergerak di atas area support kunci dan mempertahankan pola higher low. Jika tekanan beli berlanjut, XAU/USD berpotensi menguji kembali level $4.380 dan bahkan menembus ke target psikologis baru di sekitar $4.400,” ujarnya.

Baca Juga :  Rayakan HUT ke-80, KAI Gelar Mini Expo di Stasiun Gambir: Tiket Diskon 30% dan Manfaat Tambahan dari Mitra

Meski demikian, Andy juga mengingatkan potensi koreksi jangka pendek tetap terbuka jika pasar gagal mempertahankan momentum beli. “Apabila terjadi tekanan jual lanjutan, maka area $4.294 menjadi batas bawah penting yang harus diwaspadai oleh trader,” tambahnya.

Faktor fundamental turut memperkuat pergerakan emas pekan ini. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam wawancara bersama Fox Business mengisyaratkan bahwa tarif impor 100% terhadap produk Tiongkok tidak akan berlangsung lama, karena kedua negara berupaya mencapai kesepakatan dagang baru pada pertemuan yang dijadwalkan akhir Oktober. Sentimen ini sempat menekan minat terhadap aset safe haven seperti emas, mengingat meredanya tensi geopolitik biasanya mengurangi permintaan logam mulia sebagai pelindung nilai.

Namun secara keseluruhan, prospek harga emas masih optimistis karena pelaku pasar memproyeksikan langkah pelonggaran kebijakan moneter dari The Fed. Berdasarkan alat CME FedWatch, lebih dari 90% pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) menjadi kisaran 3,75%–4,00% pada pertemuan FOMC bulan Oktober. Ekspektasi pemotongan suku bunga ini memberi dorongan positif bagi emas, karena suku bunga yang lebih rendah menurunkan imbal hasil Dolar AS dan obligasi, membuat aset tanpa bunga seperti emas lebih menarik bagi investor global.

Baca Juga :  Tingkatkan Konektivitas NTB, Kementerian PU Preservasi 120 Km Jalan Nasional di Bima

Menjelang rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk bulan September pada hari Jumat (24/10), pasar cenderung bergerak hati-hati. Pejabat The Fed telah memasuki periode blackout menjelang pertemuan kebijakan, sehingga pergerakan USD lebih banyak dipengaruhi oleh perkembangan geopolitik dan data inflasi.

Dengan kondisi makroekonomi global yang penuh ketidakpastian dan sinyal dovish dari bank sentral utama dunia, emas tetap menjadi instrumen lindung nilai yang menarik bagi investor. “Volatilitas mungkin meningkat menjelang data inflasi AS dan keputusan The Fed, tetapi arah jangka menengah masih berpihak pada pembeli,” tutup Andy Nugraha.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

KAI Daop 8 Surabaya Optimalkan Fasilitas dan Layanan Penumpang di Stasiun Mojokerto
Bukan Cinta yang Menyiksa, Tapi Harapan yang Memenjarakan: Menyelami Tiga Level Hubungan Manusia
Satu Tahun Kabinet Merah Putih, Kementerian PU Perkuat Visi Asta Cita Melalui Infrastruktur Andal dan Berkelanjutan
Laksanakan Inpres, Kementerian PU Rehabilitasi Jaringan Irigasi Sesaot di NTB, Libatkan Marsyarakat Lokal
Eksistensi JFX dan KBI di Minerba Convex 2025: Perkuat Tata Kelola & Daya Saing Perdagangan Komoditas
KAI Daop 2 Bandung Tingkatkan Pelayanan Pelanggan dengan Hadirkan Kursi Sofa di Ruang Tunggu Zona 2 Stasiun Bandung
Finalis MediaMIND 2025 Kunjungi Bangka, Lampung dan Pongkor
Nilai Kepemilikan Satoshi Menyusut $20 Miliar Setelah Bitcoin Jatuh dari Level Tertinggi Sepanjang Masa
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 Oktober 2025 - 12:58 WIB

KAI Daop 8 Surabaya Optimalkan Fasilitas dan Layanan Penumpang di Stasiun Mojokerto

Selasa, 21 Oktober 2025 - 12:02 WIB

Bukan Cinta yang Menyiksa, Tapi Harapan yang Memenjarakan: Menyelami Tiga Level Hubungan Manusia

Selasa, 21 Oktober 2025 - 11:46 WIB

Satu Tahun Kabinet Merah Putih, Kementerian PU Perkuat Visi Asta Cita Melalui Infrastruktur Andal dan Berkelanjutan

Selasa, 21 Oktober 2025 - 11:37 WIB

Laksanakan Inpres, Kementerian PU Rehabilitasi Jaringan Irigasi Sesaot di NTB, Libatkan Marsyarakat Lokal

Selasa, 21 Oktober 2025 - 11:05 WIB

Eksistensi JFX dan KBI di Minerba Convex 2025: Perkuat Tata Kelola & Daya Saing Perdagangan Komoditas

Berita Terbaru

TNI Dan Polri

Kapolres Metro Bekasi Pimpin Yanmas Pagi Di Jurong

Selasa, 21 Okt 2025 - 13:14 WIB