Harga Emas Dekati $3.950, Shutdown AS dan Sinyal The Fed Jadi Pendorong Utama

- Jurnalis

Senin, 6 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga emas (XAU/USD) kembali menunjukkan performa impresif di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi Amerika Serikat. Momentum ini berlanjut ke awal pekan, di mana emas sempat menarik pembeli baru di kisaran $3.905 pada sesi Asia Senin pagi (6/10).

Pada perdagangan Jumat lalu (3/10), logam mulia ini menguat hampir 0,50%, ditutup di kisaran $3.875 per troy ons setelah sempat terkoreksi hingga $3.838. Penguatan berlanjut pada awal pekan ini, di mana emas sempat menyentuh $3.905 di sesi Asia, menegaskan kuatnya minat beli investor.

Menurut analisis Andy Nugraha, Analis 

dari Dupoin Futures Indonesia, tren teknikal emas masih berada dalam jalur positif. “Candlestick dan indikator Moving Average menegaskan bahwa momentum bullish masih terjaga. Jika sentimen pasar konsisten, emas berpotensi menguji level $3.950 dalam waktu dekat,” jelasnya. Namun, Andy juga memberi catatan penting. “Jika terjadi koreksi, area $3.876 menjadi support kunci yang perlu diperhatikan pelaku pasar.”

Baca Juga :  KAI Daop 8 Surabaya Gandeng Komunitas Pecinta Kereta Api, Gelar Talkshow Sosialisasi Anti Pelecehan Seksual Sambut HUT ke-80 KAI

Faktor utama yang menopang reli emas kali ini adalah situasi politik di Washington. Shutdown pemerintah federal AS terus berlanjut setelah Senat gagal mencapai kesepakatan soal anggaran. Kondisi ini menunda rilis data penting, termasuk laporan Nonfarm Payrolls (NFP), yang biasanya menjadi acuan penting The Fed dan pasar keuangan. Ketidakpastian tersebut memperkuat arus masuk ke aset safe-haven, termasuk emas.

Selain faktor politik, spekulasi penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) juga mendukung reli emas. Pasar saat ini menilai hampir pasti adanya pemangkasan 25 basis poin pada pertemuan Oktober. Lebih jauh, kontrak berjangka bahkan memperkirakan total penurunan hingga 47 basis poin sampai akhir tahun. Prospek suku bunga yang lebih rendah secara langsung memperlemah Dolar AS, sekaligus meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.

Meski tren jangka menengah cenderung positif, pasar tidak menutup kemungkinan adanya profit taking setelah emas mencatatkan reli delapan pekan berturut-turut. Namun, para analis menilai setiap koreksi justru berpeluang dimanfaatkan investor untuk masuk kembali, mengingat ketidakpastian fiskal dan geopolitik global belum mereda.

Baca Juga :  Kementerian PU Tangani Bencana Banjir Bandang di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur

Dari sisi data ekonomi, pasar kini menunggu rilis PMI Jasa ISM sebagai pengganti data ketenagakerjaan yang tertunda. Indeks PMI terakhir tercatat 50,0, lebih rendah dari perkiraan 51,7 dan melemah dari bulan sebelumnya di 52,0. Angka ini menambah bukti bahwa ekonomi AS mulai kehilangan momentum, yang dapat memperkuat alasan The Fed untuk memangkas suku bunga.

Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) masih tertekan, diperdagangkan di sekitar 97,81. Kondisi ini memperkuat peluang emas untuk tetap dalam tren penguatan.

Secara keseluruhan, prospek emas tetap bullish. Selama harga mampu bertahan di atas $3.876, peluang menuju $3.950 bahkan lebih tinggi tetap terbuka lebar. Shutdown pemerintah AS, ekspektasi kebijakan dovish The Fed, serta melemahnya dolar menjadi katalis yang mendukung reli emas dalam jangka pendek.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

AnyMind Group Merilis Laporan “Indonesia Digital Landscape 2025”, Mengungkap Pergeseran Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran di Indonesia
Mau Cuan Maksimal dari Trading Emas (XAUUSD)? Cek Jam Krusial Ini!
Customer Service Lebih Efisien dengan Helpdesk CRM dari Barantum
Fragments of The Tree of Life: Kolaborasi K Mall X Yessiow di Art Jakarta 2025
Alumni School of Design BINUS UNIVERSITY Tampilkan Karya di JICAF 2025
Intimate Wedding di Samosir, Negeri Indah Kepingan Surga
Tingkatkan Produktivitas Pertanian, Kementerian PU Bangun Jaringan Irigasi Air Tanah di Kabupaten Gunungkidul
Ini Tanggapan PTPN IV Regional II soal Isu Konversi Kebun Teh di Kabupaten Simalungun
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 6 Oktober 2025 - 11:37 WIB

AnyMind Group Merilis Laporan “Indonesia Digital Landscape 2025”, Mengungkap Pergeseran Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran di Indonesia

Senin, 6 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Mau Cuan Maksimal dari Trading Emas (XAUUSD)? Cek Jam Krusial Ini!

Senin, 6 Oktober 2025 - 10:02 WIB

Harga Emas Dekati $3.950, Shutdown AS dan Sinyal The Fed Jadi Pendorong Utama

Senin, 6 Oktober 2025 - 10:00 WIB

Customer Service Lebih Efisien dengan Helpdesk CRM dari Barantum

Senin, 6 Oktober 2025 - 09:29 WIB

Fragments of The Tree of Life: Kolaborasi K Mall X Yessiow di Art Jakarta 2025

Berita Terbaru