Harga Emas Sentuh Rekor Tertinggi, Pasar Fokus pada Sinyal Dovish The Fed

- Jurnalis

Rabu, 24 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga emas (XAU/USD) kembali menjadi sorotan pasar global setelah mencatat reli kuat pada sesi perdagangan Amerika Utara pada Selasa malam (23/9). XAU/USD naik sekitar 0,73% dan sempat menorehkan rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) di $3.791, menyusul rilis data ekonomi AS yang melemah dan pernyataan bernada hati-hati dari Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell. Hingga Rabu pagi (24/9), harga emas bertahan di kisaran $3.750-an, menegaskan sentimen bullish yang kian solid di tengah tekanan pada Dolar AS.

Menurut Andy Nugraha, Analis Dupoin Futures Indonesia, indikator teknikal mendukung proyeksi kenaikan lanjutan harga emas. “Pola candlestick dan pergerakan Moving Average masih mengonfirmasi tren bullish yang kuat,” jelasnya. Andy juga memproyeksikan bahwa selama momentum beli tetap terjaga, XAU/USD berpotensi menembus $3.786 dalam jangka pendek. Namun, ia mengingatkan potensi terjadinya koreksi teknikal. “Jika tekanan beli melemah, harga dapat turun menguji $3.738 sebagai area support penting,” tambahnya.

Fundamental makro juga menguatkan sentimen positif. Data Purchasing Managers Index (PMI) AS menunjukkan perlambatan aktivitas bisnis pada September, baik di sektor jasa maupun manufaktur. Angka PMI yang lebih lemah dari perkiraan memberi sinyal potensi pelemahan ekonomi, sehingga mendukung ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan kebijakan moneter yang lebih longgar dalam beberapa bulan ke depan.

Baca Juga :  ZONAEBT dan Zeroboard Jepang: Jalin Kolaborasi Strategis untuk Mengakselerasi Dekarbonisasi di Indonesia

Dalam pidatonya, Jerome Powell menegaskan bahwa risiko negatif pada ketenagakerjaan telah “menggeser keseimbangan risiko,” yang menjadi salah satu alasan pemangkasan suku bunga minggu lalu. Ia menyebut pemangkasan itu mendorong kebijakan moneter ke arah yang lebih netral, meskipun inflasi masih cenderung tinggi. Powell menilai “efek inflasi akibat tarif akan relatif singkat,” dan menekankan bahwa arah kebijakan bank sentral tetap sangat bergantung pada data.

Nada dovish juga terdengar dari pejabat The Fed lainnya. Raphael Bostic, Presiden The Fed Atlanta, terbuka pada ide revisi target inflasi, sementara Michelle Bowman memproyeksikan kemungkinan tiga kali pemangkasan suku bunga sepanjang 2025 untuk menjaga kekuatan pasar tenaga kerja. Di sisi lain, Austan Goolsbee, Presiden The Fed Chicago, menekankan bahwa target inflasi 2% tetap prioritas utama.

Baca Juga :  Tingkatkan Kesadaran Publik, KEHATI Rilis Buku Putih Advokasi Keanekaragaman Hayati Indonesia

Ke depan, fokus pasar akan beralih ke rilis Pesanan Barang Tahan Lama, data final Produk Domestik Bruto (PDB) Kuartal 2, serta pengukur inflasi yang disukai The Fed, Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (PCE) inti. Hasil data ini dapat menjadi penentu arah kebijakan moneter selanjutnya dan memengaruhi sentimen terhadap emas.

Di sisi pasar valas, Dolar AS (USD) kembali melemah pascapernyataan Powell, sementara Indeks Dolar (DXY) turun 0,07% ke 97,22, seiring penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Kondisi ini semakin memperkuat prospek kenaikan emas sebagai aset tanpa imbal hasil yang diuntungkan dari biaya peluang yang menurun.

Dengan dukungan data makro yang melemah, pernyataan dovish The Fed, dan sinyal teknikal yang tetap positif, outlook jangka pendek emas tetap bullish. Para trader disarankan untuk menjaga disiplin manajemen risiko sambil mencermati dua potensi skenario: peluang kenaikan ke $3.786 jika tren penguatan berlanjut, atau koreksi menuju $3.738 jika pernyataan atau data ekonomi ke depan memicu penguatan kembali pada Dolar AS.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Triwulan III 2025, KA Makassar–Parepare Tumbuh 10,89% : Pendorong Mobilitas, Ekonomi dan Wisata Sulawesi Selatan
KAI Daop 1 Jakarta Kolaborasi dengan Kecamatan Sawah Besar Lakukan Penertiban Bangunan Liar
Tantangan dan Kesalahan Umum Investor Reksa Dana Pemula
KAI Daop 1 Jakarta dan Polda Metro Jaya Tandatangani Pedoman Kerja Teknis Pengamanan Stasiun Gambir
Diversifikasi Usaha, Holding Perkebunan Nusantara Optimalkan Kebun Karet Tak Produktif Jadi Agrowisata Edukatif
Deforestasi Indonesia Masih Meningkat, Inisiatif Pemulihan Hutan Mendesak Diperkuat
Bittime Gandeng Kuningan City Mall Gelar Crypto 101: Get to Know Web3 Ecosystem
Penerimaan Mahasiswa Baru SATU UNIVERSITY: Panduan Lengkap untuk Calon Pendaftar
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 1 Oktober 2025 - 21:29 WIB

Triwulan III 2025, KA Makassar–Parepare Tumbuh 10,89% : Pendorong Mobilitas, Ekonomi dan Wisata Sulawesi Selatan

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:20 WIB

KAI Daop 1 Jakarta Kolaborasi dengan Kecamatan Sawah Besar Lakukan Penertiban Bangunan Liar

Rabu, 1 Oktober 2025 - 18:08 WIB

Tantangan dan Kesalahan Umum Investor Reksa Dana Pemula

Rabu, 1 Oktober 2025 - 16:26 WIB

Diversifikasi Usaha, Holding Perkebunan Nusantara Optimalkan Kebun Karet Tak Produktif Jadi Agrowisata Edukatif

Rabu, 1 Oktober 2025 - 15:46 WIB

Deforestasi Indonesia Masih Meningkat, Inisiatif Pemulihan Hutan Mendesak Diperkuat

Berita Terbaru

Business

Tantangan dan Kesalahan Umum Investor Reksa Dana Pemula

Rabu, 1 Okt 2025 - 18:08 WIB