Purnama News|Tanjungpinang Muhammad Nazri, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tanjungpinang, terus mendorong transformasi wajah pariwisata kota lewat strategi berbasis budaya, event, dan digitalisasi. Namun, target ambisius 100.000 kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada 2024 belum tercapai. Senin 23 Juni 2025.
Disbudpar mencatat, hingga akhir tahun 2024, realisasi kunjungan wisman hanya menyentuh angka sekitar 49.500 hingga 50.000 orang—jauh di bawah target yang ditetapkan. Meski demikian, Nazri tetap konsisten mengarahkan fokus pada pariwisata berkualitas, berkelanjutan, serta promosi melalui revitalisasi destinasi budaya seperti Pulau Penyengat dan kawasan Kota Lama Jalan Merdeka.
Festival dan Event Budaya Jadi Andalan
Selama 2024, sederet event budaya digelar untuk mengangkat potensi lokal dan menarik minat wisatawan, mulai dari festival kuliner, mural, silat, kopi, lampion, hingga Pameran Wastra dan permainan tradisional.
Salah satu yang paling mencolok adalah Festival Silat Serumpun pada 4–6 Juli 2024 yang diikuti 280 peserta, termasuk delegasi dari Malaysia dan Singapura. Selain itu, Nazri juga menyiapkan Dragon Boat Festival Internasional pada awal 2025 sebagai langkah strategis menambah arus kunjungan dari luar negeri.
Digitalisasi & Pelestarian Budaya
Nazri juga menaruh perhatian pada pelaku UMKM dan sektor ekonomi kreatif lewat pelatihan digital marketing dan kuliner, yang diikuti 80 peserta pada Juni 2024.
Di sisi lain, warisan budaya takbenda terus didorong untuk didata dan diakui secara resmi, seperti Sampan Apolo, Baju Belah Bentan, dan Tari Boria Penyengat. Ia juga mempromosikan narasi budaya lokal, termasuk kisah perkawinan Kapitan Tik Sing, sebagai bagian dari strategi rebranding pariwisata berbasis heritage Melayu–Tionghoa.
Evaluasi & Langkah Lanjutan
Meski capaian masih di bawah ekspektasi, kerja keras Nazri dan tim Disbudpar Tanjungpinang tidak bisa diabaikan. Puluhan ribu wisman telah hadir, dan promosi berbasis budaya terus dikembangkan.
Fokus selanjutnya, menurut sumber internal, adalah menggenjot promosi digital, melanjutkan pelatihan ekonomi kreatif, dan memperkuat branding Tanjungpinang sebagai kota budaya yang hidup.