Harga Minyak Kembali Menguat Ditengah Konflik Timur Tengah

- Jurnalis

Senin, 16 Juni 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mengalami kenaikan di awal pekan ini, memperpanjang momentum penguatan yang sudah berlangsung sejak hari Jumat lalu. Kenaikan harga tersebut dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah, menyusul aksi saling serang antara Iran dan Israel yang terus berkembang. Pada pagi hari Senin, 16 Juni, harga WTI tercatat naik sebesar $1,10 atau sekitar 1,5%, sehingga berada di level $74,08 per barel. Kenaikan ini menambah akumulasi lonjakan lebih dari 7% yang telah terjadi selama sesi perdagangan sebelumnya.

Analis dari Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, menjelaskan bahwa dari sisi teknikal, pergerakan harga minyak WTI masih menunjukkan sinyal tren naik (bullish) yang kuat. Indikator teknikal seperti formasi candlestick dan pergerakan rata-rata (moving average) mendukung pandangan bahwa harga masih berpeluang melanjutkan penguatannya. Hal ini semakin diperkuat dengan melonjaknya transaksi opsi beli (call options) untuk minyak di harga $80, yang saat ini berada di level tertinggi sejak Januari 2025. Kenaikan aktivitas pada opsi beli ini menjadi cerminan dari keyakinan pasar bahwa harga minyak berpotensi terus meningkat.

Menurut Andy, meningkatnya permintaan atas call options menunjukkan bahwa pelaku pasar mengantisipasi adanya gangguan suplai dari kawasan Timur Tengah, yang membuat mereka mengambil posisi beli untuk mengantisipasi lonjakan harga lebih lanjut. Ia menambahkan bahwa apabila tekanan beli tetap kuat, maka harga WTI kemungkinan akan menguji titik resistance berikutnya di sekitar level $77 per barel dalam waktu dekat.

Baca Juga :  Setengah Lulusan Wisuda BINUS SCHOOL Simprug Lanjutkan Program Bisnis dan STEM di Universitas Top Dunia

Faktor utama yang mendorong lonjakan harga minyak ini adalah ketegangan geopolitik yang memburuk di kawasan Timur Tengah. Serangan saling balas antara Israel dan Iran telah menimbulkan korban jiwa dan meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik yang lebih luas. Situasi ini berpotensi mengganggu alur distribusi minyak global, terutama melalui Selat Hormuz jalur maritim penting yang dilalui sekitar 20% dari pasokan minyak dunia.

Iran merupakan salah satu produsen utama dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), dengan kapasitas produksi sekitar 3,3 juta barel per hari dan ekspor di atas 2 juta barel per hari. Jika terjadi serangan terhadap infrastruktur energi Iran atau terganggunya aktivitas di Selat Hormuz, dampaknya akan terasa besar terhadap pasokan global. Walaupun OPEC bersama sekutunya secara teori memiliki cadangan untuk menutup kekurangan tersebut, ketidakpastian tetap membuat pasar cemas, dan mendorong reaksi harga yang cukup agresif.

Baca Juga :  DKV Creative Advertising BINUS UNIVERSITY & DOSS Tampilkan Kampanye Lingkungan Melalui Fotograf

Meski demikian, Andy memberikan peringatan kepada pelaku pasar bahwa euforia kenaikan harga juga berisiko menimbulkan koreksi apabila sentimen pasar berubah atau tekanan jual meningkat. Jika tren naik gagal dipertahankan, maka harga WTI berpeluang turun dan menguji area support di kisaran $71 per barel. Karena itu, para trader dan investor diminta untuk mengamati dengan cermat pergerakan harga pada level-level teknikal penting tersebut.

Situasi pasar energi saat ini sangat dipengaruhi oleh dinamika politik global. Salah satu pernyataan kontroversial datang dari mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyebutkan bahwa ‘pertarungan’ perlu terjadi terlebih dahulu sebelum kesepakatan gencatan senjata bisa dicapai. Komentar semacam ini hanya menambah ketegangan dan memperkuat potensi fluktuasi harga minyak ke depannya.

Secara umum, Andy Nugraha menyimpulkan bahwa tren harga minyak WTI dalam jangka pendek masih cenderung positif. Jika konflik di Timur Tengah terus berlangsung tanpa adanya penyelesaian diplomatik, maka harga minyak sangat mungkin untuk menembus level-level psikologis berikutnya.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Komitmen Majukan Pariwisata, ecommerceloka Raih Penghargaan Bergengsi “Top Engagement Chain 2025” di Shanghai
Alasan Kenapa Kamu Harus Beralih ke Sabun Mandi non SLS
4 Keuntungan Deposito WOW di neobank
Komitmen Transparansi: KAI Daop 1 Jakarta Selenggarakan Seleksi Kesehatan Rekrutmen Bersama BUMN
Kolaborasi Strategis KAI–INKA, Bersiap Hadapi Pertumbuhan Transportasi Nasional
Bagaimana Proyek Penanaman Mengubah Nasib Masyarakat Desa Hutan?
Sambut Momen Liburan Sekolah, KAI Daop 6 Selenggarakan Program “Schooliday”
Langkah Bikin Tanda Tangan Digital Anti Gagal: Tips & Trik untuk Pemula
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 20:53 WIB

Komitmen Majukan Pariwisata, ecommerceloka Raih Penghargaan Bergengsi “Top Engagement Chain 2025” di Shanghai

Selasa, 17 Juni 2025 - 17:49 WIB

4 Keuntungan Deposito WOW di neobank

Selasa, 17 Juni 2025 - 17:25 WIB

Komitmen Transparansi: KAI Daop 1 Jakarta Selenggarakan Seleksi Kesehatan Rekrutmen Bersama BUMN

Selasa, 17 Juni 2025 - 17:21 WIB

Kolaborasi Strategis KAI–INKA, Bersiap Hadapi Pertumbuhan Transportasi Nasional

Selasa, 17 Juni 2025 - 17:09 WIB

Bagaimana Proyek Penanaman Mengubah Nasib Masyarakat Desa Hutan?

Berita Terbaru