Bagas Adji Saputra: Digital Twin Akan Membuat Kesalahan Manusia Jadi Barang Langka

- Jurnalis

Minggu, 9 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di tengah deru transformasi digital yang kian tak terbendung, ada satu konsep yang dinilai akan menjadi tulang punggung revolusi industri dimasa depan. Bagas Adji Saputra, praktisi teknologi menyebut teknologi ini sebagai “jembatan antara imajinasi dan realitas”. Menurutnya, digital twin bukan hanya alat simulasi canggih, melainkan cerminan masa depan di mana setiap aspek kehidupan manusia terhubung, terprediksi, dan teroptimalkan melalui dunia virtual.

Bagas menjelaskan bahwa digital twin adalah replika digital dari objek fisik, sistem, atau proses yang beroperasi secara real-time. Teknologi ini mengandalkan sensor IoT, kecerdasan buatan (AI), dan komputasi awan untuk menciptakan model dinamis yang mampu memantau, menganalisis, bahkan memprediksi perilaku objek aslinya. “Bayangkan Anda memiliki mesin pabrik yang bisa ‘berbicara’ melalui data, memberi tahu kapan harus dirawat, atau gedung pencakar langit yang memperingatkan risiko kerusakan struktural. Ini bukan lagi fiksi ilmiah,” ujarnya.

Sebagai praktisi, Bagas menekankan bahwa digital twin telah membuka pintu optimisasi di hampir semua sektor. Di industri manufaktur, teknologi ini memangkus biaya operasional hingga 30% dengan memprediksi kerusakan mesin. Di bidang kesehatan, dokter bisa berlatih operasi jantung menggunakan replika digital pasien, mengurangi risiko kesalahan. Bahkan kota-kota seperti Singapura dan Amsterdam telah menggunakan digital twin untuk merancang smart city yang hemat energi dan responsif terhadap bencana. “Ini adalah solusi untuk masalah yang belum terjadi. Kita bisa mencegah krisis sebelum ia muncul,” tambahnya.

Baca Juga :  KAI Daop 1 Jakarta Umumkan, Program Diskon Tiket KA Hingga 30% Segera Berakhir, Yuuk Pesan Sebelum Kehabisan

Namun, Bagas tidak menampik bahwa adopsi digital twin masih menghadapi tantangan. Keamanan data, kesenjangan infrastruktur digital, dan kurangnya SDM mumpuni menjadi penghambat utama. “Data adalah nyawa dari digital twin. Jika sistem diretas, seluruh model bisa menjadi bumerang,” katanya. Untuk itu, ia mendorong kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan akademisi dalam membangun kerangka keamanan siber, pelatihan talenta digital, serta pemerataan akses teknologi. “Kita tidak boleh membiarkan digital twin menjadi monopoli negara maju. Ini harus jadi solusi global,” tegasnya.

Yang paling menarik dari paparan Bagas adalah potensi digital twin dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. Dengan memodelkan emisi karbon, aliran limbah, atau konsumsi energi secara virtual, perusahaan dan pemerintah bisa merancang strategi yang lebih hijau. “Bayangkan jika tiap negara memiliki digital twin bumi. Kita bisa simulasi dampak kebijakan lingkungan sebelum menerapkannya. Ini adalah senjata melawan perubahan iklim,” ucapnya dengan semangat.

Baca Juga :  BNI Dukung Gerakan Transformasi Digital Kesehatan dan Layanan Keuangan Inklusif Melalui Kerja Sama Mitra Keagenan Dengan DoctorTool

Bagas juga menyoroti bagaimana digital twin akan mengubah hubungan antara produsen dan konsumen. Di masa depan, setiap produk mulai dari mobil hingga smartphone akan memiliki profil digital yang terus belajar dari kebiasaan pengguna. “Ini bukan lagi sekadar transaksi jual-beli, tapi hubungan simbiosis. Perusahaan akan memahami pelanggan lebih dalam dari diri mereka sendiri,” tuturnya.

Meski begitu, Bagas mengingatkan bahwa teknologi hanyalah alat. Kesuksesan digital twin bergantung pada kesiapan manusia memimpin perubahan. “Kita perlu mindset yang berani bereksperimen, berkolaborasi, dan berpikir jangka panjang. Digital twin adalah kanvas, tapi kita yang harus melukis masa depan di atasnya,” pungkasnya. Bagi siapapun yang menyimak, jelas bahwa Bagas Adji Saputra tidak hanya melihat digital twin sebagai tren, melainkan sebagai bahasa baru peradaban satu yang akan menentukan siapa yang bertahan, dan siapa yang tenggelam dalam gelombang disrupsi.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

KAI Divre IV Tanjungkarang dan DAMRI Jalin Kerja Sama Angkutan Perjalanan Dinas
Keramba Apung: Modal Kecil Untung Besar? Bongkar Mitos & Fakta Budidayanya
India dan Indonesia Perkuat Kepemimpinan Kawasan Melalui Jakarta Futures Forum 2025
Kenali Keunggulan Gear Motor Elektrik untuk Aplikasi Industri Modern
Riset Ungkap Manfaat Tomat untuk Kulit Cerah dan Jantung Sehat
Kantor Impian yang Ramah Anggaran: Apakah Anda Sudah Tahu Keunggulan ‘Serviced Office’ dan ‘Virtual Office’?
Wujudkan Perjalanan Nyaman, Sehat, dan Berkelanjutan, KAI Daop 8 Surabaya Tegaskan Kembali Larangan Merokok
Tingkatkan Produktivitas Kesehatan Pekerja, KAI Divre III Palembang Jalankan Program Employee Well-Being
Berita ini 10 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 7 Agustus 2025 - 12:39 WIB

KAI Divre IV Tanjungkarang dan DAMRI Jalin Kerja Sama Angkutan Perjalanan Dinas

Kamis, 7 Agustus 2025 - 11:55 WIB

Keramba Apung: Modal Kecil Untung Besar? Bongkar Mitos & Fakta Budidayanya

Kamis, 7 Agustus 2025 - 11:46 WIB

India dan Indonesia Perkuat Kepemimpinan Kawasan Melalui Jakarta Futures Forum 2025

Kamis, 7 Agustus 2025 - 11:41 WIB

Kenali Keunggulan Gear Motor Elektrik untuk Aplikasi Industri Modern

Kamis, 7 Agustus 2025 - 11:03 WIB

Riset Ungkap Manfaat Tomat untuk Kulit Cerah dan Jantung Sehat

Berita Terbaru