Makassar -Terdapat fenomena menarik pasca pemilukada serentak yang digelar 27 november lalu,muncul inisiasi pembentukan komunitas pemuda dan masyarakat di sulsel dengan tagline”Membangun Kampung halaman”
Komunitas yang dalam waktu dekat ini akan di deklarasikan”Memaksa” komjen fadil imran untuk kembali ke sulsel pasca pensiun dari institusi polri tahun 2026 nanti nya,menurut kajian para tokoh aktivis sulsel sosok fadil imran adalah sosok putra asli daerah yang saat ini menjabat Kabarharkam polri dengan berbagai prestasi serta mempunyai karakter khusus untuk memimpin sulsel ke depan
Lembaga yang disingkat FISC(Fadil imran solidaritas comunity)ini mempunyai tujuan utama membentuk persepsi publik tentang sosok fadil imran baik dari segi prestasi selama berkarier di institusi polri serta memperkenalkan lebih dekat profil sejarah budaya fadil imran di mata masyarakat sulsel,komjen fadil imran yang mempunyai keturunan dari raja Gowa ke IX daeng matenre karaeng manguntungi tumapa’risi kallonna gantarang loaya yang juga dikenal sebagai tokoh pendiri kota makassar ini sangat dekat dengan berbagai simpul tokoh penting kerajaan yang berada disulawesi selatan sehingga sosok pemimpin yang ideal adalah sosok pemimpin yang menjunjung tinggi adat istiadat daerah nya
Menurut akbar busthami yang di daulat menjadi kordinator FISC daerah sulawesi selatan terbentuk nya lembaga kami adalah program jangka panjang untuk mendekatkan komjen fadil imran di mata masyarakat sulsel baik melalui kampanye kreatif di media sosial ataupun turun langsung berinteraksi dengan masyarakat sulsel terkhusus kaum milenial yang tersebar di kabupaten/kota ditambahkan lagi kans fadil imran terbuka lebar untuk bertarung dalam momen pilgub sulsel 2029 karna beberapa partai politik di sulsel sudah membuka ruang untuk meminangnya sehingga ini semua bermuara dari keputusan akhir komjen fadil imran apakah setelah memasuki masa pensiun akan kembali membangun kampung halaman dengan mencalonkan diri sebagai calon gubernur sulsel 2029 wallahu alam bissawab tutup akbar busthami
