Purnamanews.com – SLAWI. Penyusunan dokumen Masterplan Pengelolaan Sampah Induk Kabupaten Tegal mulai memasuki babak baru. InSWA ( Indonesia Solid Waste Association) bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Tegal mengadakan Stakeholder Meeting Pertama mengadakan evaluasi terhadap hasil Survey Pengelolaan Sampah. Bertempat di Syailendra Hall Grand Dian Hotel Jl. Jend. Ahmad Yani No. 101 Slawi, Kamis (1/8/2024).
Hasil survey timbulan sampah Kabupaten Tegal tahun 2024 ( InSWA) sebesar 670 ton/ hari yang dihasilkan dari sumber sampah domestik dan non domestik. Ini menggambarkan penyumbang sampah terbesar masih di dominasi dari sampah rumah tangga yaitu sebesar 80 persen dari total timbulan sampah yang ada.
Sedangkan komposisi jenis sampah yang terbesar berupa sampah organik yang berasal dari sisa makanan 52,5 persen, plastik film (kresek) 20,96 persen , limbah b3 9,1 persen, lain- lain 17,5 persen.
M.Satya Oktamalandi Sekjen InSWA yang akrab di sapa Mas Andik memaparkan masih banyaknya PR ( hal yang harus dilakukan) oleh Pemerintah Kabupaten Tegal. Dari timbulan sampah sebesar 670 ton/ hari ternyata tingkat kebocorannya mencapai angka 68 persen. Sedangkan sampah terkelola baru sebesar 32 persen. Hal ini membuktikan bahwa sistem pengelolaan sampah yang ada belum mampu mengelola seluruh sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, dan itu tanggungjawab bersama karena sampahku tanggungjawabku.
Terdapat 5 aspek pengelolaan sampah yang harus mendapat perhatian serius dari para pihak seperti Aspek Hukum yang menyangkut peraturan dan teknis pelaksanaannya, sistem kelembagaan dalam pengelolaan sampah baik formal maupun informal, Aspek Anggaran, Aspek Sosial budaya dan Teknologi, ujar Andik
Suatu hal yang menggembirakan dari hasil survey yang dilakukan bahwa terdapat 209 desa/ kelurahan dari 287 desa/ kelurahan yang sudah ada pengelolaan sampah baik secara kelembagaan maupun pengelolaan mandiri.
Sedangkan 60 persen atau sekitar 169 desa sudah memiliki Peraturan Desa tentang Pengelolaan Sampah. Gerakan yang dimulai dari arus bawah ini jugalah yang menjadi energi terbesar yang dimiliki oleh Kabupaten Tegal. Maka optimisme Pengelolaan sampah akan dapat dilaksanakan manakala baik masyarakat maupun pemerintah bergerak ke arah yang sama yang berdampak pada kebersihan lingkungan, dan kesehatan tentunya juga dapat dijadikan sebagai salah satu investasi dalam pengembangan sektor pariwisata, pungkas Andik.
( Hb / red )